Universitas Erasmus Rotterdam Bekukan Kerja Sama dengan Tiga Universitas Israel
3 mins read

Universitas Erasmus Rotterdam Bekukan Kerja Sama dengan Tiga Universitas Israel

Universitas Erasmus Rotterdam (EUR) di Belanda baru-baru ini mengumumkan keputusan penting untuk menghentikan seluruh bentuk kerja sama dengan tiga universitas di Israel, yaitu Universitas Bar-Ilan, Universitas Ibrani Yerusalem, dan Universitas Haifa. Keputusan tersebut diumumkan pada hari Kamis, 5 Juni, dan menciptakan gelombang reaksi di berbagai kalangan akademis serta masyarakat.

Dalam pernyataannya, EUR menjelaskan bahwa langkah ini diambil menyusul rekomendasi dari Komite Penasihat Independen tentang Kerja Sama Sensitif (ACGS), yang menyarankan penghentian semua program kerja sama yang sedang berjalan serta tidak memulai proyek penelitian baru. Hal ini berakar dari adanya kekhawatiran tentang pelanggaran hak asasi manusia yang bertalian dengan institusi-institusi tersebut.

Presiden Dewan Eksekutif EUR, Annelien Bredenoord, menegaskan bahwa kolaborasi internasional universitas harus berlandaskan pada prinsip kebebasan akademik dan diplomasi ilmiah. Namun, ia menambahkan, kebebasan tersebut memiliki batasan ketika hak asasi manusia menjadi taruhannya. “Berdasarkan penyelidikan komite, kami menganggap risiko keterlibatan tidak langsung dalam pelanggaran hak asasi manusia terlalu tinggi,” jelasnya.

Pernyataan tersebut menyoroti hasil investigasi yang menunjukkan adanya risiko besar keterlibatan tidak langsung dalam dugaan pelanggaran hak asasi manusia, terutama terkait dengan Universitas Bar-Ilan dan hubungan Universitas Ibrani Yerusalem serta Universitas Haifa dengan militer Israel (IDF). Hal ini mengindikasikan bahwa partisipasi dalam penelitian yang berkaitan dengan wilayah pendudukan memicu kekhawatiran serius.

Sebagai langkah selanjutnya, Dewan Eksekutif EUR menegaskan bahwa kerja sama di masa depan dengan Universitas Ibrani Yerusalem dan Universitas Haifa hanya akan dipertimbangkan jika kedua universitas tersebut secara tegas menjauhkan diri dari aktivitas yang berpotensi melanggar hak asasi manusia. Penekanan ini menunjukkan komitmen EUR untuk menjaga integritas akademik dan etika penelitian dalam kolaborasi internasional.

Keputusan ini diharapkan akan memicu diskusi yang lebih mendalam mengenai tanggung jawab akademis dalam konteks konflik global. Pihak EUR juga menyadari bahwa keputusan ini dapat menghasilkan beragam reaksi dari berbagai kalangan. Mereka menyatakan empati terhadap dampak konflik yang terjadi di Jalur Gaza dan mengakui adanya perasaan tidak aman di dalam komunitas kampus, baik dari mahasiswa pro-Palestina maupun dari yang berlatar belakang Yahudi/Israel.

“Keberadaan ketidakamanan ini sangat memengaruhi kami. Kami tetap berkomitmen untuk menjunjung tinggi lingkungan kampus yang aman dan terbuka terhadap perbedaan pendapat,” ungkap pihak EUR. Mereka juga menekankan bahwa meskipun tidak semua bentuk ketidakamanan dapat diatasi, upaya untuk menjaga dialog tetap dipegang.

Keputusan EUR ini mencerminkan dinamika yang kompleks dalam konteks pendidikan tinggi global, terutama di saat konflik internasional semakin mempengaruhi hubungan antaruniversitas. Kebijakan ini diharapkan bukan hanya menjadi contoh bagi institusi lain, tetapi juga dapat mendorong reformasi yang lebih besar dalam gagasan mengenai kolaborasi akademik dan tanggung jawab sosial.

Melihat situasi ini, dampak yang ditimbulkan dari keputusan EUR akan terus diperhatikan, baik dalam konteks kerja sama akademis internasional maupun dalam penanganan isu hak asasi manusia di masa mendatang. Ini menjadi momen penting bagi universitas lain untuk menilai posisi dan tanggung jawab mereka di tengah realitas konflik yang ada.

Game Center

Game News

Review Film
Rumus Matematika
Anime Batch
Berita Terkini
Berita Terkini
Berita Terkini
Berita Terkini
review anime

Gaming Center