Studi: 28 Kota Besar AS, Seperti New York, Terancam Amblas!
Sebuah studi terbaru mengungkap fakta mencengangkan bahwa 28 kota besar di Amerika Serikat mulai mengalami amblesan akibat penurunan permukaan tanah yang berlangsung perlahan namun pasti. Di antara kota-kota tersebut terdapat New York, Los Angeles, Chicago, dan Houston, yang menunjukkan tanda-tanda penurunan tanah yang dapat berdampak serius terhadap infrastruktur dan keselamatan warganya.
Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Nature Cities oleh tim ilmuwan yang berasal dari universitas ternama, termasuk Columbia University dan Texas A&M. Mereka menggunakan data satelit resolusi tinggi untuk mendeteksi pergerakan vertikal tanah hingga tingkat milimeter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 28 kota yang diteliti, sekitar 25 kota mengalami penurunan permukaan tanah, dengan dua pertiga dari wilayah kota tersebut terpengaruh.
Kota-kota pesisir seperti Jakarta, Venesia, dan New Orleans telah lama menjadi fokus penelitian terkait penurunan tanah. Studi ini menyoroti bahwa fenomena serupa juga terjadi di banyak tempat di Amerika. Penyebab utama dari masalah ini di AS adalah ekstraksi air tanah secara berlebihan. Proses pengambilan air dari akuifer mengakibatkan lapisan bawah tanah kehilangan penyangga, memaksa tanah untuk menjadi lebih padat dan turun.
Di beberapa kota seperti Houston, Fort Worth, dan Dallas, penurunan tanah dapat mencapai lebih dari 5 milimeter per tahun. Hal ini cukup mengkhawatirkan, mengingat sebagian besar kota tersebut merupakan pusat ekonomi dan memiliki populasi yang padat. Fenomena ini juga meningkatkan risiko banjir di kota-kota pesisir seperti New York dan San Francisco, seiring dengan kombinasi antara penurunan tanah dan kenaikan permukaan laut.
Dalam laporan studi tersebut, para peneliti mencatat bahwa bangunan tinggi di kota-kota seperti New York berpotensi mempercepat amblesan tanah. Bobot yang berat dari bangunan menyebabkan tekanan tambahan pada tanah yang mulai melemah. Selain itu, fenomena “pergerakan diferensial” juga teramati, di mana beberapa bagian kota mengalami penurunan sementara bagian lain justru mengalami peningkatan. Kondisi ini dinilai sangat berbahaya, karena dapat merusak fondasi bangunan, jembatan, serta jalan.
Meskipun area yang terdampak hanya sekitar 1% dari total wilayah kota, kawasan tersebut biasanya terletak di pusat kota dengan banyak bangunan yang berpotensi terkena dampak. Dalam penelitian ini, kota-kota seperti San Antonio, Austin, Fort Worth, dan Memphis menjadi yang paling berisiko terhadap pergeseran tanah yang tidak merata. Diperkirakan terdapat ribuan bangunan yang berada di zona rawan tersebut.
Para ilmuwan mengingatkan bahwa walaupun keruntuhan bangunan akibat amblesan masih tergolong jarang, dampak penurunan tanah meski kecil sekalipun bisa merusak struktur dari waktu ke waktu. Temuan ini mendorong banyak ahli untuk mendesak pemerintah kota agar segera bertindak. Beberapa langkah yang disarankan antara lain mengurangi pengambilan air tanah, memperkuat fondasi bangunan, membangun sistem drainase yang lebih baik, dan memanfaatkan lahan basah buatan untuk mengurangi risiko banjir.
Leonard Ohenhen, peneliti utama, mengingatkan bahwa masyarakat tidak perlu panik, namun harus tetap waspada serta aktif mengambil langkah mitigasi. “Daripada hanya menyebut ini sebagai masalah, kita bisa merespons dengan tindakan nyata untuk mengurangi risiko, beradaptasi, dan membangun sistem yang lebih kuat,” ungkapnya.
Dengan demikian, memantau dan memperhatikan pengaruh penurunan permukaan tanah menjadi prioritas utama bagi kota-kota besar di AS. Diperlukannya kesadaran dan tindakan bersama untuk menghadapi tantangan baru ini, di mana tanah yang menjadi tempat berpijak kini perlahan mengalami pergeseran.
Game Center
Game News
Review Film
Rumus Matematika
Anime Batch
Berita Terkini
Berita Terkini
Berita Terkini
Berita Terkini
review anime