Fenomena Langka AT2024tvd: Lubang Hitam Liar Melahap Bintang!
3 mins read

Fenomena Langka AT2024tvd: Lubang Hitam Liar Melahap Bintang!

Para astronom baru-baru ini berhasil menangkap moment luar biasa saat sebuah lubang hitam melahap sebuah bintang. Peristiwa yang diberi nama AT2024tvd ini terjadi sekitar 600 juta tahun cahaya dari Bumi, melibatkan lubang hitam yang memiliki massa sekitar satu juta kali massa Matahari, meskipun keberadaannya tidak terletak di pusat galaksi asalnya. Temuan ini menandai kejadian pertama yang diketahui dari peristiwa gangguan pasang surut (tidal disruption event/TDE) yang terjadi “di luar pusat”.

Fenomena TDE merupakan kejadian di mana sebuah bintang ditarik dan dihancurkan oleh gravitasi luar biasa dari lubang hitam. Hasil pengamatan dari Zwicky Transient Facility, sebuah kamera optik pemantau langit di Observatorium Palomar dekat San Diego, menunjukkan semburan cahaya terang yang muncul tiba-tiba. Pengamatan lebih lanjut oleh Teleskop Luar Angkasa Hubble mengungkapkan bahwa lubang hitam tersebut terletak 2.600 tahun cahaya dari inti galaksi.

Menurut Yuhan Yao, peneliti postdoktoral di Departemen Astronomi Universitas California, Berkeley, yang memimpin studi tersebut, penemuan ini membuka peluang untuk menemukan lebih banyak contoh peristiwa TDE liar lainnya. “Saya rasa penemuan ini akan memotivasi para ilmuwan untuk mencari lebih banyak contoh peristiwa seperti ini,” ujarnya dalam pernyataan resmi NASA.

Keberadaan dua lubang hitam supermasif dalam satu galaksi tidak begitu mengejutkan bagi astronom. Kebanyakan galaksi besar setidaknya memiliki satu lubang hitam supermasif di pusatnya. Proses penggabungan galaksi dalam waktu kosmik menyebabkan kemungkinan adanya lebih dari satu lubang hitam. Selain itu, lubang hitam yang “liar” ini biasanya tidak aktif terlihat dan hanya terungkap ketika melahap bintang atau awan gas di sekitarnya, menghasilkan semburan cahaya yang sesaat.

Namun, menangkap lubang hitam sedang beraksi sangatlah langka. Para astronom memperkirakan bahwa lubang hitam besar hanya melahap bintang sekitar sekali dalam 30.000 tahun. Ryan Chornock, profesor astronomi di Universitas California, Berkeley, menyatakan bahwa peristiwa seperti ini sangat menjanjikan untuk menemukan keberadaan lubang hitam masif yang sebelumnya tidak terdeteksi, mendukung teori tentang populasi lubang hitam besar yang berada jauh dari pusat galaksi.

Menariknya, walaupun keberadaan dua lubang hitam dalam satu galaksi bukan hal baru, kenyataan bahwa salah satunya tidak terikat gravitasi dengan inti galaksi memunculkan pertanyaan tentang sejarahnya. Salah satu kemungkinan adalah bahwa lubang hitam ini terlempar dari pusat akibat interaksi kosmik yang dahsyat. Alternatif lainnya, lubang hitam tersebut berasal dari galaksi lebih kecil yang bergabung dengan galaksi besar lebih dari satu miliar tahun yang lalu.

Jika hipotesis terakhir benar, maka ada kemungkinan lubang hitam liar ini akan bergerak kembali ke dalam galaksi dan mungkin bersatu dengan lubang hitam besar di pusatnya. Penggabungan ini dapat melepaskan gelombang gravitasi yang sangat kuat, yang suatu saat dapat dideteksi oleh observatorium luar angkasa masa depan seperti Laser Interferometer Space Antenna (LISA), yang dijadwalkan untuk diluncurkan pada tahun 2035.

Fakta bahwa para astronom dapat mendeteksi fenomena langka ini menandai kemajuan signifikan dalam pemahaman kita tentang perilaku lubang hitam di luar pusat galaksi. Beberapa peneliti berpendapat bahwa penemuan ini berpotensi mengubah cara kita mempelajari galaksi dan lubang hitam di masa depan. Pertanyaan-pertanyaan mendalam mengenai dinamika galaksi dan evolusi kosmik kini semakin terbuka untuk dieksplorasi.

Game Center

Game News

Review Film
Rumus Matematika
Anime Batch
Berita Terkini
Berita Terkini
Berita Terkini
Berita Terkini
review anime

Gaming Center