Penjualan Apple dari App Store Capai US$1,3 Triliun 2024!
Apple baru saja mengumumkan pencapaian luar biasa yang mencerminkan kekuatan ekosistem App Store. Sepanjang tahun 2024, para pengembang aplikasi berhasil menghasilkan total pendapatan sebesar US$1,3 triliun dari penjualan dan transaksi di platform tersebut. Dalam wawancara daring yang dilaksanakan pada Kamis (6/6/2025), Apple menegaskan bahwa sekitar 90% dari total pendapatan tersebut tidak dikenakan komisi oleh perusahaan.
Laporan yang dihimpun oleh Apple menunjukkan bahwa dari total pendapatan, sekitar US$131 miliar berasal dari penjualan barang dan layanan digital. Kontribusi terbesar datang dari kategori gim mobile, aplikasi pengedit foto dan video, serta alat-alat pendukung untuk kebutuhan bisnis. Sementara itu, penjualan barang dan jasa fisik juga mencatatkan angka yang sangat mengesankan, melebihi US$1 triliun.
Peningkatan permintaan terhadap layanan seperti pesan-antar makanan, transportasi daring, dan aplikasi belanja berkontribusi besar terhadap lonjakan ini. Selain barang dan layanan, sektor periklanan dalam aplikasi juga tidak kalah signifikan dengan pendapatan mencapai US$150 miliar sepanjang tahun 2024. Menariknya, total belanja untuk layanan digital, fisik, dan iklan dalam aplikasi telah mengalami peningkatan lebih dari dua kali lipat sejak tahun 2019.
Pertumbuhan terbesar terlihat pada sektor barang dan jasa fisik yang naik lebih dari 2,6 kali lipat. Melalui laporan ini, Apple berusaha mempertegas bahwa App Store memberikan peluang finansial yang besar bagi pengembang, tidak hanya dari pembelian dalam aplikasi, tetapi juga dari penjualan lain yang difasilitasi oleh ekosistem yang telah dibangunnya.
Apple juga menyebutkan bahwa App Store berfungsi sebagai platform penting bagi pengembang untuk dapat ditemukan oleh konsumen. Selain itu, App Store menyediakan infrastruktur teknis yang memastikan kelancaran operasional bisnis aplikasi. Namun, penting untuk dicatat bahwa kondisi ini menciptakan perspektif yang mungkin mengabaikan fakta bahwa App Store kini telah menjadi ekosistem yang matang, di mana aplikasi merupakan nilai jual utama dari perangkat iPhone.
Tak dapat dipungkiri, para pengembang saat ini memiliki alat untuk mengelola dan mendistribusikan aplikasi mereka sendiri. Namun, selama ini, kebijakan yang diterapkan oleh Apple dianggap membatasi kebebasan tersebut. Namun, situasi ini perlahan berubah. Dalam putusan pengadilan terbaru yang menguntungkan Epic Games, Apple kini diharuskan untuk mengizinkan pengembang mencantumkan tautan ke situs mereka sendiri untuk memproses pembelian dalam aplikasi tanpa membayar komisi.
Di Eropa, Apple juga menghadapi tantangan hukum dari Digital Markets Act (DMA), yang menuntut agar pengembang diizinkan untuk memberi tahu pengguna tentang alternatif metode pembayaran. Penelitian yang mendasari laporan ini dilakukan oleh Andrey Fradkin dari Boston University Questrom School of Business dan Jessica Burley dari Analysis Group, yang selama ini bekerja sama dengan Apple dalam berbagai kasus hukum antimonopoli.
Selain itu, studi ini menyoroti tren pertumbuhan yang signifikan di berbagai wilayah. Misalnya, penjualan dan transaksi App Store di Amerika Serikat, China, dan Eropa telah meningkat lebih dari dua kali lipat dalam lima tahun terakhir. Penggunaan pembayaran digital di AS juga melonjak lebih dari tujuh kali lipat sejak tahun 2019, menandai adopsi pembayaran mobile yang semakin luas.
Apple menetapkan bahwa, saat ini, App Store dikunjungi oleh rata-rata 813 juta pengguna setiap minggu di seluruh dunia. Perusahaan juga menyampaikan berbagai investasi yang telah dilakukan untuk mendukung pengembang, mulai dari platform pengkodean dan distribusi, sistem analitik, hingga perlindungan terhadap penipuan. Dengan semua pencapaian ini, jelas bahwa App Store terus berperan penting dalam ekosistem digital yang terus berkembang.
Game Center
Game News
Review Film
Rumus Matematika
Anime Batch
Berita Terkini
Berita Terkini
Berita Terkini
Berita Terkini
review anime