Fakta Menarik: Apa Itu Stevens-Johnson Syndrome yang Dikaitkan dengan Jokowi?
2 mins read

Fakta Menarik: Apa Itu Stevens-Johnson Syndrome yang Dikaitkan dengan Jokowi?

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi sorotan terkait isu kesehatan setelah kemunculan ruam dan bintik hitam di sekujur wajah dan lehernya. Banyak yang berspekulasi bahwa kondisi ini berkaitan dengan Stevens-Johnson Syndrome (SJS), penyakit serius yang berpotensi fatal. Namun, pernyataan yang dikeluarkan oleh ajudan Jokowi, Kompol Syarif Muhammad, pada Kamis (5/6/2025), membantah spekulasi tersebut. Ia menegaskan bahwa Jokowi hanya mengalami alergi kulit yang mungkin timbul setelah kunjungan ke Vatikan. “Kondisinya sudah mulai membaik. Pekan lalu beliau sempat bersepeda, jadi secara fisik beliau sangat fit,” ungkap Syarif.

Stevens-Johnson Syndrome adalah penyakit langka yang dikenal sebagai reaksi alergi berat. Penyakit ini ditandai dengan munculnya ruam, lepuhan di kulit, serta kerusakan pada membran mukosa yang dapat mempengaruhi mata, mulut, dan organ genital. Jika tidak diobati, SJS dapat mengakibatkan komplikasi serius, seperti infeksi atau bahkan kematian.

Mayo Clinic menyebutkan bahwa SJS dapat disebabkan oleh berbagai faktor, paling umum adalah reaksi terhadap obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat yang diketahui dapat menyebabkan SJS antara lain:

  1. Obat asam urat (misalnya, allopurinol).
  2. Antikonvulsan dan antipsikotik.
  3. Antibiotik sulfonamida (seperti sulfasalazine).
  4. Antivirus (contoh: Nevirapin).
  5. Obat pereda nyeri (seperti ibuprofen dan acetaminophen).

Tidak hanya obat, SJS juga dapat dipicu oleh serangan virus seperti pneumonia, hepatitis, dan herpes.

Faktor risiko lain yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengidap SJS meliputi:

  • Infeksi HIV: Penderita HIV memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami sindrom ini.
  • Sistem kekebalan tubuh yang lemah: Hal ini dapat terjadi pada pasien yang telah menjalani transplantasi organ atau menderita penyakit autoimun.
  • Kanker: Penderita kanker, terutama kanker darah, lebih rentan terhadap SJS.
  • Riwayat sindrom Stevens-Johnson: Seseorang yang pernah mengalami SJS sebelumnya rentan mengalami kekambuhan jika menggunakan obat yang sama.
  • Faktor genetik: Adanya variasi genetik tertentu dapat meningkatkan risiko SJS, terutama bagi mereka yang mengonsumsi obat tertentu.

Gejala awal SJS muncul dalam satu hingga tiga hari sebelum ruam muncul. Tanda-tanda tersebut mencakup demam, sakit tenggorokan, kelelahan, dan rasa terbakar pada mata. Ketika kondisi memburuk, gejala lain mungkin timbul, seperti:

  1. Nyeri kulit yang meluas.
  2. Ruam merah atau ungu yang menyebar.
  3. Lepuhan pada kulit dan selaput lendir.
  4. Pengelupasan kulit dalam beberapa hari setelah lepuhan terbentuk.

Karena sifatnya yang berpotensi fatal, sindrom ini memerlukan perhatian medis segera. Jika seseorang mengalami gejala SJS, penting untuk segera mencari pertolongan di fasilitas medis terdekat.

Spekulasi kesehatan terkait tokoh publik, terutama presiden, kerap menjadi perhatian masyarakat. Dalam kasus Jokowi, dugaan tentang hubungan antara kondisi kulitnya dengan SJS menunjukkan betapa pentingnya klarifikasi dari sumber resmi untuk menjaga fakta dan informasi yang akurat. Dari pernyataan Ajudan Jokowi, jelas bahwa kondisinya adalah alergi kulit biasa yang tidak membahayakan. Hal ini menekankan pentingnya memahami penyakit serta membedakan antara fakta dan spekulasi.

Game Center

Game News

Review Film
Rumus Matematika
Anime Batch
Berita Terkini
Berita Terkini
Berita Terkini
Berita Terkini
review anime

Gaming Center